Menuju Mobilitas Berkelanjutan: Evaluasi Kinerja Pelayanan Feeder BRT 1B da 4B Semarang
(Agnesia Putri Kurnianingtyas, Imam Rofi'i, Tiasa Adimagistra, Rizqy Ridho Prakasa)
DOI : 10.26623/2p65rj71
- Volume: 20,
Issue: 1,
Sitasi : 0 05-Apr-2025
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
22 Desember 2008 pemerintah menetapkan secara resmi angkutan massal untuk menanggulangi kemacetan yaitu dengan adanya BRT Trans Semarang yang kemudian beroperasi tahun 2010. Seiring berjalannya waktu, BRT Trans Semarang tidak mampu melayani rute-rute yang berada di perkampungan yang belum terhubung dengan angkutan masal lainnya, maka dari itu pemerintah melakukan pengembangan transportasi yang saling terhubung permukiman yang tidak dapat dijangkau oleh transportasi sehingga terciptanya Angkutan Pengumpan (Feeder) BRT Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja pelayanan feeder dengan metode kuantitatif. Data didapatkan dengan cara observasi lapangan dan penyebaran kuesioner. Evaluasi dilakukan dengan melakukan analisis kinerja pelayanan angkutan umum, analisis kepuasan pengguna dengan metode CSI dan analisis prioritas peningkatan pelayanan dengan metode IPA. Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja pelayanan feeder berada pada kategori sedang. Sedangkan kepuasan pengguna feeder sebesar 86% dan termasuk kategori sangat puas. Terdapat beberapa aspek yang perlu ditingkatan performanya untuk meningkatkan layanan feeder, yaitu kemudahan mendapatkan tempat duduk, inisiatif penyedia jasa, kepercayaan penumpang terhadap penyedia jasa, kenyamanan armada, keramahan pengemudi, dan ketanggapan pengemudi saat ada masalah.
|
0 |
2025 |
Penyusunan Buku Profil Desa Ujungnegoro Dan Desa Depok, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang
(Avisa Azmi Sahda, Yudas Tadeus Mario, Aryasatya Vito, Agnesia Putri Kurnianingtyas)
DOI : 10.26623/tmt.v5i1.10488
- Volume: 5,
Issue: 1,
Sitasi : 0 31-Jan-2025
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
Desa Ujungnegoro dan Desa Depok merupakan desa di pesisir Pantai Ujungnegoro – Sigandu di Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang. Dua desa ini merupakan desa yang. Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Batang Tahun 2019-2039, Desa Ujungnegoro dan Desa Depok termasuk kawasan pengembangan Pantai Ujungnegoro-Sigandu dan merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi. Desa Ujungnegoro dan Desa Depok memiliki keunggulan yang dapat dijadikan potensi untuk mengembangkan ekonomi desa dan masayarakat setempat diantaranya pariwisata, pertanian dan perkebunan, serta UMKM. Namun potensi-potensi tersebut belum terdokumentasikan dengan baik dalam satu dokumen berupa profil desa. Oleh karena itu dilakukan pengabdian kepada masyarakat untuk membantu perangkat desa dalam menyusun buku profil desa. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masayrakat ini adalah observasi dan wawancara mendalam (indepth interview) kepada perangkat desa dan masyarakat. Selanjutnya dilakukan pengolahan data dan penyusunan buku profil desa. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah berupa buku profil desa yang berisi tentang gambaran umum kondisi kondisi fisik alam desa, kondisi fisik binaan desa, kondisi sosial masyarakat desa, potensi ekonomi dan potensi pengembangan kawasan, serta permasalahan yang mungkin dapat menghambat pengembangan Desa Ujungnegoro dan Desa Depok.
|
0 |
2025 |
COWORKING SPACE SEBAGAI ALTERNATIF INFRASTRUKTUR PERKOTAAN DI ERA INDUSTRI 4.0
(Agnesia Putri Kurnianingtyas)
DOI : 10.26623/ijsp.v4i2.7847
- Volume: 4,
Issue: 2,
Sitasi : 0 26-Oct-2023
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
<p><em>The Fourth Industrial Revolution or Industry 4.0, which is marked by the growth of digital technology, had many impacts. One of them is the change in work culture, especially in urban areas. In this era, people can do their activities digitally or virtually, so people can do their activities anywhere. Thus, coworking spaces emerge as a response to these conditions. Through coworking space, people can work without having to be in the office, and entrepreneurs and MSMEs can work and collaborate without having to have their own office to save operational costs. The COVID-19 pandemic has also increasingly encouraged changes in the culture of working from anywhere, causing coworking spaces to grow rapidly and become an infrastructure that needs to be considered in urban areas. However, until now, the concepts and theories about coworking space in urban spaces have not been studied much, so this research is carried out to explore this. This research is library research that aims to explore the concepts and theories of coworking space as an urban infrastructure to create a creative and smart city in the industrial era 4.0, especially in Indonesia.</em></p><p><em><br /></em></p><p><em><span lang="EN-US">Era industri 4.0 yang ditandai dengan perkembangan teknologi digital berdampak pada berbagai hal, salah satunya adalah perubahan kultur bekerja terutama di kawasan perkotaan. Di era ini, segala aktivitas manusia baik belajar hingga bekerja dapat dilakukan secara virtual atau dalam jaringan sehingga aktivitas-aktivitas tersebut dapat dilakukan dimana saja. Coworking space kemudian lahir dan berkembang sebagai respon dari kondisi tersebut. Melalui coworking space, masyarakat dapat bekerja tanpa harus berada di kantor, wirausahawasan dan UMKM dapat bekerja dan berkolaborasi tanpa harus memiliki kantor sendiri sehingga dapat menghemat biaya operasional. Adanya pandemi covid-19 juga semakin mendorong perubahan kultur bekerja darimana saja juga menyebabkan coworking space semakin berkembang pesat dan menjadi satu infrastruktur yang perlu dipertimbangkan di perkotaan. Namun hingga saat ini konsep dan teori tentang coworking space di ruang kota masih belum banyak dikaji sehingga dilakukan penelitian untuk mendalami hal ini. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yang bertujuan untuk mendalami konsep dan teori coworking space di Indonesia sebagai infrastrujtur perkotaan untuk mewujudkan kota kreatif dan kota cerdas di era industri 4.0. </span></em></p>
|
0 |
2023 |
Pelatihan Perencanaan Pariwisata Berkelanjutan Di Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang
(Agnesia Putri Kurnianingtyas)
DOI : 10.26623/tmt.v3i2.6351
- Volume: 3,
Issue: 2,
Sitasi : 0 22-Jun-2023
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
<p>Desa Kalongan merupakan salah satu desa di Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang yang saat ini dikembangkan sebagai desa wisata. Sebagai desa wisata, tentunya Desa Kalongan memiliki potensi pariwisata. Beberpa potensi telah mulai dikembangkan, namun pandemi Covid-19 menyebabkan perkembangan pariwisata di desa ini terhenti. Di era new normal dimana aktivitas wisata diprediksikan akan mengalami peningkatan, Desa Kalongan perlu mempersiapkan diri untuk dapat menghadapi lonjakan kebutuhan wisata yang ada. Sayangnya masyarakat desa masih belum memiliki pengetahuan yang cukup terkait pariwisata berkelanjutan dan perencanaan pariwisata berbasis masyarakat prinsip ini menjadi salah satu prinsip utama dalam pengembangan desa wisata. Oleh karena itu perlu dilakukan pelatihan dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam perencanaan pariwisata berkelanjutan di Desa Kalongan.</p><p>Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian di Desa Kalongan adalah metode mpenyuluhan dan perencanaan partisipatif. Kegiatan perencanaan partisipatif dilakukan dengan cara diskusi kelompok terarah atau FGD untuk menggali perspektif masyarakat terkait kondisi kepariwisataan Desa Kalongan. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah berupa peningkatan pengetahuan masyarakat desa tentang pariwisata berkelanjutan dan proses perencanaan pariwisata berkelanjutan. Selain peningkatan pengetahuan, masyarakat juga dapat melaksanakan tahapan awal perencanaan pariwisata berkelanjutan dalam bentuk identifikasi potensi dan permasalahan wisata serta harapan pengembangan wisata di Desa Kalongan.</p>
|
0 |
2023 |
IDENTIFIKASI KAWASAN STRATEGIS KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
(Imam Rofii, Agnesia Putri K)
DOI : 10.26623/ijsp.v4i1.6814
- Volume: 4,
Issue: 1,
Sitasi : 0 30-Apr-2023
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
<p><em>Dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029, Kabupaten Semarang juga terdapat kawasan yang berfungsi PKN Kedung Sepur yaitu yang melayani Kota Semarang Kawasan Perkotaan Ungaran dan Kawasan Strategis Ekonomi Ungaran-Bawen. Selain itu juga terdapat Kawasan Industri Strategis Provinsi di Kabupaten Ungaran berupa Kawasan Peruntukan Industri. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Semarang mengamanatkan adanya fungsi kawasan strategis ekonomi yang salah satu perwujudannya adalah dengan menyusun rencana terperinci kawasan untuk dijadikan dasar dan pedoman dalam pengembangan kawasan strategis tersebut. Melihat perencanaan spasial untuk Kabupaten Semarang yang didasarkan pada rencana tata ruang baik nasional, provinsi maupun kabupaten maka perlu ada konsep yang lebih detail untuk dapat mengimplementasikan amanat peraturan tersebut sebagai bagian dari rencana pembangunan di kabupaten yang harus berpedoman pada dokumen perencanaan yang telah ditetapkan. Pengembangan kawasan strategis ekonomi Kabupaten Semarang untuk Kecamatan Tuntang diharapkan menjadi bagian dari implementasi prioritas pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk terus mengoptimalkan peran wilayah perbatasan dan pinggiran dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah dan kesejahteraan masyarakat secara umum. </em></p>
|
0 |
2023 |
ANALISA KINERJA BUS RAPID TRANSIT (BRT) TRANS SEMARANG KORIDOR II TERMINAL TERBOYO-TERMINAL SISEMUT
(Agnesia Putri Kurnianingtyas, A`izzatul Mardliyah, Kiki Lana Fauzizah)
DOI : 10.26623/ijsp.v1i2.3117
- Volume: 1,
Issue: 2,
Sitasi : 0 30-Oct-2020
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
<div><table cellspacing="0" cellpadding="0"><tbody><tr><td align="left" valign="top"><p class="Abstract"><em>Semarang as one of the big cities in Central Java has provided public transportation which is Bus Rapid Transit (BRT) as an effort to reduce congestion and the use of private transpotation. There are eight main corridor and one special corridor that are provides until 2021, one of them is Corridor II with Terboyo-Sisemut Route. This study is aim to analyze the servce performance of Corridor II with the optimalization the use of BRT in this route, find the problem factors that influence and formulate the step for quality services improvement. The method of this study is quantitative method by calculating the weight value through assessment indicators based on the standards of the Director General of Transportation. These indicators are obtained from the results of dynamic surveys and static surveys. From the analysis, the service performance of BRT Corridor II at Terminal Terboyo-Sisemut PP is in good category. The number of fleets needed in corridor II is 21 units. Based on the results of the evaluation, one recommendation to improve the quality service of BRT is to make a special lane for BRT to make travel time faster, so that users are more interested in using BRT.</em></p></td></tr></tbody></table></div>
|
0 |
2020 |
ANALISA KINERJA BUS RAPID TRANSIT (BRT) TRANS SEMARANG KORIDOR II TERMINAL TERBOYO-TERMINAL SISEMUT
(Agnesia Putri Kurnianingtyas, A`izzatul Mardliyah, Kiki Lana Fauzizah)
DOI : 10.26623/ijsp.v1i2.3115
- Volume: 1,
Issue: 2,
Sitasi : 0 30-Oct-2020
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
<em><span lang="EN-US">Semarang as one of the big cities in Central Java has provided public transportation which is Bus Rapid Transit (BRT) as an effort to reduce congestion and the use of private transpotation. There are eight main corridor and one special corridor that are provides until 2021, one of them is Corridor II with Terboyo-Sisemut Route. This study is aim to analyze the servce performance of Corridor II with the optimalization the use of BRT in this route, find the problem factors that influence and formulate the step for quality services improvement. The method of this study is quantitative method by calculating the weight value through assessment indicators based on the standards of the Director General of Transportation. These indicators are obtained from the results of dynamic surveys and static surveys. From the analysis, the service performance of BRT Corridor II at Terminal Terboyo-Sisemut PP is in good category. The number of fleets needed in corridor II is 21 units. Based on the results of the evaluation, one recommendation to improve the quality service of BRT is to make a special lane for BRT to make travel time faster, so that users are more interested in using BRT.</span></em>
|
0 |
2020 |