KONSENTRASI KULIT BAWANG PUTIH ( Allium sativum ) DAN DAUN JERUK PURUT ( Cistrus hystrix ) TERHADAP SIFAT FISIKO KIMIA DAN ORGANOLEPTIK PADA BANDENG PRESTO
(Muhammad Azhar Rathamy, Sri Haryati, Endang Bekti)
DOI : 10.26623/jtphp.v14i1.2498
- Volume: 14,
Issue: 1,
Sitasi : 0 28-Jan-2019
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
Bandeng presto (Chanos Chanos Forks) disukai sebagai makanan karena cita rasa yang gurih, rasa daging kenyal, dan mengandung 202.6 kkal energy, 27.10% protein, 9.98% lemak, 0.22% kalsium, dan 58.93% kadar air. Kulit bawang putih Bandeng presto (Chanos Chanos Forks) disukai sebagai makanan karena cita rasa yang gurih, rasa daging kenyal, dan mengandung 202.6 kkal energy, 27.10% protein, 9.98% lemak, 0.22% kalsium, dan 58.93% kadar air. Kulit bawang putih mengandung senyawa anti mikroba. Daun jeruk purut mengandung antioksidan sebagai anti mikroba dan senyawa bio aktif seperti minyak atsiri, flavonoid, saponin, dll. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kulit bawang putih dan daun jeruk purut terhadap sifat fisiko kimia dan organoleptik pada bandeng presto. Metode yang digunakan RAK (Rancangan Acak Kelompok) satu factor yaitu konsentrasi kulit bawang putih dan daun jeruk purut, dengan 4 perlakuan 5 kali ulangan. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) dan dilanjut uji BNJ pada taraf 5%.
|
0 |
2019 |
PENGARUH LAMA WAKTU PENCELUPAN FILLET IKAN NILA (Oreochoromis niloticus) PADA NITROGEN CAIR TERHADAP pH, TEKSTUR, DAN PROTEIN PADA PEMBEKUAN
(Elis Setyawati, Dewi Larasati, Sri Haryati)
DOI : 10.26623/jtphp.v14i1.2446
- Volume: 14,
Issue: 1,
Sitasi : 0 15-Jan-2019
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
Nitrogen cair merupakan salah satu metode pembekuan yang hanya menggunakan waktu yang sangat singkat dengan titik didih yang mencapai -195oC. Nitrogen cair lebih efektif dibandingkan dengan pendingin berbahan amoniak maupun freon pembekuan yang sangat cepat akan menghasilkan kristal es yangsangat kecil tersusun secara merata pada jaringan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proses pembekuan dengan menggukanan freezer dan nitrogen cair terhadap pH, protein, tekstur. Manfaat pembekuan dengan nitrogen cair adalah dapat menghambat pertumbuhan mikroba didalam produk makanan.Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor yaitu metode pembekuan. yaitu P1 : pembekuan denganmenggunakan freezer selama 24 jam, P2 : pembekuan dengan menggunakan nitrogencair selama 20 detik, P3 : pembekuan dengan menggunakan nitrogen cair selama 40detik, P4 : pembekuan dengan menggunakan nitrogen cair selama 60 detik dan diulang sebanyak 5 kali. Data dianalisis dengan ANOVA dan diuji menggunakan Duncan Multiple Range Test pada taraf a 5%. Hasil penelitian menujukkan bahwa lama pencelupan fillet ikan kedalam nitrogen cair pada hari ke-0 berpengaruh nyata (p<0,05) pH, tekstur, protein. Hari ke-7 berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap protein tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap pH, tekstur. Perlakuan terbaik pada hari ke-0 terdapat pada perlakuan P2 dengan lama waktu pencelupan 20 detik, sedangkan pada hari ke-7 terdapat pada perlakuan P3 dengan lama waktu pencelupan 40 detik. Hasil pengujian kadar air pada hari ke-0 pH hari ke-0 6,12; hari ke-7 6,10, %, tekstur hari ke-0 4112,21 gf; hari ke-7 3124,00 gf, protein hari ke-0 21,14%; hari ke-7 20,80%. Perlakuan lama waktu pencelupan yang terbaik pada hari ke-0 terdapat pada perlakuan P2 dengan lama waktu pencelupan 20 detik, sedangkan pada hari ke-7 terdapat pada perlakuan P3 dengan lama waktu pencelupan 40 detik dengan kualitas mutu yang masih bisa dipertahankan setelah dilakukan penelitian uji pH, tekstur dan protein pada fillet ikan yang dicelupkan kedalam Nitrogen cair.
|
0 |
2019 |
BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK KUNYIT TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK FILLET IKAN BANDENG SELAMA PENYIMPANAN 24 JAM
(Muhaeminan Muhaeminan, Sri Haryati, Maria Sudjatinah)
DOI : 10.26623/jtphp.v13i2.2557
- Volume: 13,
Issue: 2,
Sitasi : 0 12-Jul-2018
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
Tingginya nilai gizi pada ikan bandeng menjadikan ikan ini berpotensi sebagai salah satu sumber makanan untuk manusia. Pada umumnya konsumen menghendaki ikan segar, padahal ikan termasuk komoditas yang sangat mudah busuk (highly perishable). Kunyit berpotensi untuk dijadikan sebagai pengawet alami. Senyawa bioaktif yang berperan sebagai antimikrobia adalah minyak atsiri, kurkumin, desmetoksikumin dan bidestometoksikumin. Tujuan penelitian ini adalah untuk pengaruh berbagai konsentrasi ekstrak kunyit ekstrak kunyit terhadap kadar air, kadar protein, kadar lemak, tekstur, TPC, dan organoleptik (warna dan aroma) pada fillet ikan bandeng dan untuk mengetahui perlakuan terbaik. Penelitian menggunakan metode experimental design Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu factor yaitu konsentrasi ekstrak kunyit yang terdiri dari 5 perlakuan dengan 4 kali ulangan, yaitu P1 (Perendaman ekstrak kunyit 5%), P2 (Perendaman ekstrak kunyit 10%), P3 (Perendaman ekstrak kunyit 15%), P4 (Perendaman ekstrak kunyit 20%), P5 (Perendaman ekstrak kunyit 25%). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (p<0.05) terhadap variabel pengamatan kadar protein, kadar lemak, dan organoleptik (warna dan aroma), tetapi tidak berpengaruh nyata (p>0.05) terhadap variabel pengamatan kadar air, tekstur, dan TPC. P4 adalah perlakuan terbaik dengan kadar air 65,9850%, kadar protein 19.3979%; lemak 7.9669%, tekstur 1.289,523 mm.g/dt, TPC 6,937 log CFU/ml, skor warna 4.004.00 (Kuning, cemerlang, sedikit mengkilap, lendir jernih) dan skor aroma 4.10 (Segar, sedikit aroma kunyit).
|
0 |
2018 |
KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SELAI TIMUN SURI (Cucumis melo l var reticulatus naudin) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI GULA DAN CMC
(Irvan Hidayat, Endang Bekti Kristiani, Sri Haryati)
DOI : 10.26623/jtphp.v13i1.2375
- Volume: 13,
Issue: 1,
Sitasi : 0 11-Feb-2018
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
Penelitian untuk mengetahui pengaruh konsentrasi gula dan CMC pada selai timun suri, terhadap karakteristik sifat fisikokimia dan organoleptik selai timun suri yang dihasilkan.Mengetahui perlakuan terbaik pada selai timun suri dengan konsentrasi gula dan CMC yang berbeda.Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) pola faktorial, dengan faktor A (konsentrasi gula) dengan 3 level (30%, 35%, 40%) dan faktor B (CMC) dengan2 level (0,5% dan 0,75%). dan diulang 3 kali. Bahan yang digunakan adalah timun suri, gula,CMC dan asam sitrat. Variabel yang diamati adalah kadar air, pH, serat kasar viskositas, daya oles dan uji organoleptik (daya oles dan kesukaan).Berdasarkan analisis sidik ragam (ANOVA) menunjukan bahwa konsentrasi gula dan CMC berpengaruh terhadap kadar air, serat kasar, viskositas, daya oles serta uji organoleptik dayaoles, tidak berpengaruh terhadap kesukaan. Perbedaan pengaruh perlakuan tidak disebabkan oleh adanya interaksi tetapi karena pengaruh faktor A (konsentrasi gula) atau faktor B (konsentrasi CMC).Perlakuan yang terbaik adalah A3B1 yaitu selai pada konsentrasi gula 40% dan CMC 0,5% menghasilkan selai timun suri dengan kadar air 18,53%, pH, 3,40% serat kasar 4,40%, viskositas 57,50 cP, daya oles 1,87mJ, serta skor mutu hedonik daya oles 3,33 (mudah dioleskan) dan kesukaan 3,73 (suka sangat suka).
|
0 |
2018 |
BERBAGAI KONSENTRASI KAPPA KARAGENAN (Kappaphycus alvarezii) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK NUGGET SURIMI ITOYORI
(Sri Haryati, Istiqomah Istiqomah, Sudjatinah Sudjatinah)
DOI : 10.26623/jtphp.v13i1.2376
- Volume: 13,
Issue: 1,
Sitasi : 0 08-Jan-2018
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kappa karagenan terhadap awal kebusukan melalui sifat fisikokimia dan organoleptik. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap satu faktor dengan 5 perlakuan 4 kali ulangan. Pengamatan meliputi kadar air, total bakteri, awal kebusukan, kekenyalan, dan organoleptik yaitu tekstur. Data dianalisis dengan sidik ragam, dan dilanjutkan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Kosentrasi kappa karagenan pada nugget surimi berpengaruh nyata (F hit > F tabel) pada total bakteri, awal kebusukan, dan organoleptik tekstur, namun tidak berpengaruh nyata (F hit < F tabel) terhadap kadar air dan kekenyalan (TA). Nugget surimi dengan hasil yang terbaik pada perlakuan P4 dengan konsentrasi kappa paragenan 1,5% yaitu kadar air 63,42%, total bakteri 1,6x105 cfu/koloni, awal kebusukan terjadi pada 367,39 menit, kekenyalan 1032,16 gf, dan pengujian organoleptik tekstur nugget surimi dengan nilai tertinggi yaitu 5,9 (sangat kenyal)
|
0 |
2018 |
Karakteristik Fisik, Kimia dan Organoleptik Permen Jelly Labu Siam (Sechium Edule) Dengan Variasi Konsentrasi Rumput Laut (Eucheuma cottonii)
(Aisha Anggun Sari, Endang Bekti Kritiani, Sri Haryati)
DOI : 10.26623/jtphp.v13i1.2371
- Volume: 13,
Issue: 1,
Sitasi : 0 05-Jan-2018
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
Permen jelly adalah salah satu jenis kembang gula yang disukai karena memiliki sifat yang khas. Kekhasan tersebut terletak pada rasa, bentuk, kekenyalan dan elastisitas produk. Upaya penganekaragaman produk dari labu siam terus dikembangkan untuk meningkatkan daya guna hasil pertanian. Salah satu dari produk untuk dikembangkan hasil pertanian tersebut adalah pemanfaatan labu siam dalam pembuatan permen jelly. Pemanfaatan labu siam sebagai bahan baku pembuatan permen jelly tujuannya yaitu mempermudah konsumen untuk mengonsumsi labu siam. Labu siam sudah mengandung pektin sebesar 6,7%, oleh sebab itu perlu penambahan bahan lain yang mengandung bahan pembentuk gel seperti beberapa persen (%) rumput laut (Eucheuma cottonii). Rumput laut Eucheuma cottonii tidak hanya mengandung karagenan, namun juga mengandung serat pangan, zat besi, iodium, protein, lemak, abu dan beberapa vitamin terutama vitamin C. Gel yang kuat dan tekstur yang kenyal pada permen jelly dapat dihasilkan dengan adanya penambahan rumput laut yang mengandung pembentuk gel.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi rumputlaut sebagai pengikat permen jelly labu siam dengan konsentrasi yang berbeda terhadap karakteristik fisik, kimia dan organoleptik (rasa dan tekstur). Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah labu siam, rumput laut (Eucheuma cottonii), gula pasir dan asam sitrat. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan yaitu P1 (20%), P2 (40%), P3 (60%) dan P4 (80%) dan masing masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Variabel pengamatan yaitu dalam kadar air, kadar abu, kadar gula reduksi, derajat keasaman (pH), kekenyalan, organoleptik rasa dan tekstur.Berdasarkan hasil analisa statistik menunjukkan variasi konsentrasi rumput laut (Eucheuma cottonii) terhadap sifat fisik, kimia dan organoleptik pada permen jelly labu siam berpengaruh nyata terhadap kekenyalan, gula reduksi dan organoleptik tekstur akan tetapi tidak ada pengaruh nyata terhadap kadar air, kadar abu, derajat keasaman (pH) dan uji organoleptik rasa. Permen jelly labu siam dengan perlakuan terbaik yang telah memenuhi SNI (3547.02-2008) adalah P2 dengan konsentrasi rumput laut 40% dari hasil analisis keputusan, dengan kadar air (6,69%), kadar abu (2,14%), pH (3,86), kadar gula reduksi (24,75%), kekenyalan (567,331 g/f) dan skor panelis rasa (3,33%) dan tekstur (3,67%).
|
0 |
2018 |
SIFAT FISIK, KADAR AIR, TANIN, PATI DAN RENDEMEN TEPUNG KENTANG KLECI (Solenostenon rotundifolius) PADA BERBAGAI TEKNIK PENGOLAHAN
(Endang Bekti Kristiani, Sri Haryati)
DOI : 10.26623/jtphp.v12i1.473
- Volume: 12,
Issue: 1,
Sitasi : 0 03-Feb-2015
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
Pada umumnya pengolahan kentang kleci hanya dengan merebus, agar dapat lebih tahan lama cara mengawetannya antara lain dengan menepungkan kentang kleci, sehingga dapat ditemukan setiap saat jika diperlukan. Beberapa masalah pada kentang kleci antara lain jika ditepungkan yaitu tepung yang dihasilkan mempunyai warna kurang cerah ada kemungkinan disebabkan oleh kandungan tanin dalam kentang atau adanya proses enzimatis sehingga menyebabkan browning pada tepung yang dihasilkan. Penelitian bertujuan mengetahui teknik pengolahan yang terbaik dari beberapa cara pada pembuatan tepung kentang kleci terhadap sifat fisik, kadar air, tanin, pati dan rendemen. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan September - November 2014 di laboratorium Rekayasa Pangan Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Semarang. Perancangan percobaan yang digunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) adapun teknik pengolahan tepung (P) dari kentang kleci yaitu: P1 = Tanpa Perendaman, P2 = Perendaman air biasa selama 30 menit, P3 = Perendaman dengan Garam 4% selama 10 menit, P4 = Blancing rebus ( air panas suhu 800C selama 4 menit), P5 = Blancing Uap (air panas suhu 1000C selama 10 menit), Masing - masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali, dilanjutkan uji BNJ pada taraf nyata 5%. Kesimpulannya adalah perlakuan pengolahan berpengaruh nyata pada derajat putih, kadar pati dan tannin, kecuali kadar air dan rendemen. Hasil yang terbaik pada perlakuan P5 dengan perlakuan uap selama 10 menit tepung mempunyai kadar pati tertinggi, kadar tannin terendah, hanya warnanya menjadi agak kurang cerah dibandingkan perlakuan yang lain.In general, the kleci/black potato processing just boiled, to be more durable then the means of preservation wich with flouring kleci potatoes, so it can be found at any time if necessary. Some problems in kleci potato if to be flour, the flour yield have less brightness there is likely to be caused by tannin content in potato or enzymatic processes that cause browning in flour produced.The study aims to determine the best processing techniques from some methode in the flouring of kleci potato to the physhical properties, water content, tannin content, starch content and the flour yield produced. The research was conducted from September to November 2014 in the laboratory of Food Engineering used was a randomized complete block design (RCBD) while the flour processing techniques (P) of kleci potatoes are: P1 = Without soaking, P2 = Soaking in the water for 30 minutes, P3 = Soaking Salts 4% for 10 minutes, P4 = Boiled Blanching (hot water temperature of 800C for 4 minutes), P5 = Steam Blanching (hot water temperature of 1000C for 10 minutes). Each treatment was repeated 4 times, followed by HSD test at 5% significance level. The conclusion were the treatment have a significant effect on the degree of whiteness, starch and tannin content, but non significant effect to the water content and flour yield. The best results in the treatment of P5 with steam treatment for 10 minutes the flour yield have highest starch content, low tannin levels, but the flour becomes less brightness than other treatments.
|
0 |
2015 |