<p align="justify">Lingkungan bisnis yang semakin ketat dan kompetitif menuntut perusahaan untuk menyesuaikan diri pada setiap perubahan yang terjadi serta siap menerima semua tantangan yang ada. Keberlangsungan suatu optik terletak pada keberhasilan optik tersebut membawa para konsumennya tetap setia melakukan pembelian ulang kacamata resep untuk keberhasilan rehabilitasi refraksi. Penjualan optik XYZ masih jauh berada dibawah para kompetitornya sehingga perlu merumuskan strategi yang tepat agar dapat meningkatkan niat beli ulang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan apakah ada pengaruh atribut produk, pengalaman konsumen dan nilai yang dirasakan terhadap niat beli ulang. Pengambilan sampel menggunakan teknik <em>non probability sampling</em> yaitu sebanyak 126 reseponden diolah menggunakan path analysis dengan bantuan Smart PLS versi 4.0. <em>Experiential marketing theory</em> dipilih sebagai pisau analisis pada penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel atribut produk, pengalaman konsumen dan nilai yang dirasakan berpengaruh terhadap niat beli ulang serta kepuasan konsumen terbukti secara statistik mampu memediasi pengaruh atribut produk terhadap niat beli ulang. Optik XYZ diharapkan mampu untuk terus memberikan kelengkapan produk yang akan memberikan nilai ekslusivitas yang diharapkan oleh konsumennya agar niat untuk membeli ulang semakin meningkat dari waktu ke waktu. </p><p align="justify"><em>An increasingly tight and competitive business environment requires companies to adapt to every change and be ready to accept all existing challenges. An optic's sustainability lies in its success in bringing its consumers to remain loyal in repurchasing prescription glasses for successful refractive rehabilitation. XYZ optical sales are still far below its competitors, so it is necessary to formulate the right strategy to increase repurchase intentions. This research aims to find out and explain whether product attributes, consumer experience, and perceived value influence repurchase intention. Sampling used a non-probability sampling technique; 126 respondents were processed using path analysis with the help of Smart PLS version 4.0. Experiential marketing theory was chosen as the analytical tool in this research. The research results show that the variables of product attributes, consumer experience, and perceived value influence repurchase intentions, and consumer satisfaction is statistically proven to mediate the influence of product attributes on repurchase intentions. Optik XYZ must be able to provide complete products that will provide the exclusivity value expected by consumers so that their intention to repurchase increases over time.</em></p>

The standard of human workforce quality in Indonesia is expected to improve along with the increasing number of graduates from universities each year. However, the reality is that the unemployment rate in Indonesia remains high. One of the efforts to address this is by providing entrepreneurship education. Among the many institutions of higher education, STIE IBMT Surabaya is one educational institution that actively encourages its students to become exceptional entrepreneurs through entrepreneurship education. The aim of this research is to determine and analyze the influence of entrepreneurship education on the entrepreneurial interest of STIE IBMT Surabaya students. The method used is descriptive quantitative. Sampling was conducted using a non-probability sampling method, specifically purposive sampling, with a total of 90 respondents. The data analysis techniques used are descriptive analysis and simple linear regression analysis. Based on the results of the t-test, entrepreneurship education has a highly significant influence on entrepreneurial interest. This is evidenced by the t-value (13.503) being higher than the t-table value (1.66235) and a significance value of 0.000 > 0.05.

The International Accounting Standards Board (IASB), issued International Financial Reporting Standards (IFRS) 16 which treats all leases as finance leases within the lessee company. The lease will be capitalized according to the present value of the lease payments and report the lease asset and liability on the company's balance sheet. With the enactment of IFRS 16, IAS 17 no longer applies. So this research highlights the changes that will occur in financial reports and financial ratios after the enactment of IFRS 16 in the company PT Garuda Indonesia Persero, Tbk which is listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI). The method used in this research is the Library Method, namely collecting data and information from books and literature including journals from valid sources to strengthen the theoretical basis and as a basis for reference in writing research and the Document method, namely by collecting data from the object being observed, data is form  the 2017 audited financial report. The results obtained from this research are that there was a change in profit of (146,764,604) due to a decrease in operating expenses of 663,142,477 due to the elimination of operating lease expenses. An increase in the number of non-current assets of 6,284,596,468. An increase in the number of long-term liabilities that are due within one year. amounting to 1,386,075,496 Additional long-term finance lease liabilities amounting to 4,751,756,386 Decreased current ratio by 21% There was an increase in Total Debt to Total Asset ratio by 14% There was an increase in Debt to Equity ratio by 525% There was an increase in Net Profit Margin by 3%

Main Objective: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pandemi Covid 19 terhadap pilihan investasi investor ritel dengan menggunakan pasar saham sebagai tolak ukur. Selain tujuan tersebut masih ada beberapa tujuan lain untuk mengevaluasi dampak Covid-19 terhadap preferensi investasi saham oleh investor ritel di pasar saham, untuk memahami apakah investor ritel bersedia menginvestasikan uang pada saham dengan mempertimbangkan efek pandemi mengidentifikasi preferensi saham investor ritel pasca Covid-19 dan faktor penyebabnya, dan menganalisis perubahan return yang diberikan oleh investasi pada saham berdasarkan efek Covid-19. Background problem: Peran pandemi covid-19 dalam mengubah preferensi investasi ritel merupakan salah satu yang telah dispekulasikan sejak pertama kali tercatat pada tahun 2020. Pandemi Covid-19 menyebabkan berbagai konsekuensi yang mempengaruhi preferensi investor dan selanjutnya mengubah perilaku investasi. Novelty: Preferensi investor cukup dipengaruhi oleh pandemi covid-19 untuk berubah selama jangka waktu lockdown global. Preferensi tersebut telah dikaitkan dengan beberapa faktor intrinsik dan ekstrinsik yang berkisar dari alasan pribadi hingga karakteristik investasi dan kinerja di pasar saham.
Research Method: Penelitian ini mengadopsi metode penelitian survei cross-sectional dan metode campuran yang mana sampling probabilitas dan non-probabilitas diadopsi dalam pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Metode kualitatif dilakukan melalui snowball purposeful sampling sedangkan metode kuantitatif dilakukan melalui Stratified Random Sampling. Finding/Result: Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa, terdapat perubahan preferensi investor ritel yang signifikan selama pandemi, selain itu hubungan yang signifikan antara sektor industri yang berfungsi tinggi dengan preferensi investor selama pandemi tidak ditemukan dan terakhir terdapat hubungan yang signifikan antara perubahan portofolio investor dan preferensi investor. Conclusion: Kesimpulannya, dampak covid-19 terhadap preferensi investasi hanyalah mikrokosmos dari dampak umum di semua bidang dan aspek ekonomi. Namun, sejauh mana perubahan preferensi tersebut hanya diukur terutama tanpa data sekunder yang sesuai untuk mendukungnya. Oleh karena itu, penting bagi peenelitian selanjutnya untuk membangun memberikan informasi tambahan tentang sejauh mana perubahan preferensi investor yang tercermin dalam portofolio investasi investor dan data statistik yang mendukungnya.

The development of the world accompanied by rapid technological developments requires every individual or institution to continue to follow the development of information technology so that they can provide satisfactory service which is the main goal that must be achieved by every government and private institution, which includes the world of education, namely schools, especially the delivery of information. One of the delivery of information is by SMS. The old system of delivering information, among others, is by attaching grades to each class or for job vacancy information through job vacancies information boards so that the delivery of information is felt to be less fast and also if the school area is very large and the means of communication are inadequate. With this SMS-based information system, it can be a solution to solve existing problems in addition to cheap and fast SMS technology, as well as with a website system display that can be accessed by all parties who use it, an effective and efficient job will be achieved in supporting activities on the internet. schools to become educational and training institutions for producing professional and independent workers can be achieved.

In Bad Stock (BS) control at PT Sari Roti Semarang, it is crucial to reduce the company's significant losses. However, the selection of rejected and returned bread with poor quality is still prevalent. Based on production data and the amount of bad stock (a collection of returned bread from stores and rejected production), a decision support system for controlling bad stock using Fuzzy Tsukamoto is needed. In this decision support system, three variables are modeled: production, store returns, and production rejects. The production variable consists of two fuzzy sets: increase, remain the same, and decrease. The store returns variable consists of two fuzzy sets: decrease, remain the same, and increase. The production rejects variable consists of three fuzzy sets: few, normal, and many. The membership values are only two values, 0 and 1, while the membership values in the fuzzy sets are closed intervals [0,1]. By combining all these fuzzy sets, three fuzzy rules are obtained, which are then used in the inference stage. In the inference stage, the membership value of the antecedent (?) and the estimated amount of production (z) are found for each rule. The amount of rejected production (Z) is obtained by centered average defuzzification.
The research results based on expert validation testing indicate that the obtained values are in the range of 2.51-3.25, which is categorized as valid or good. Meanwhile, the validation testing from users indicates that the obtained value of 3.4 is in the range of 3.26-4.00, which is categorized as highly valid. The effectiveness testing of the system's performance results in an average value of 89.5%.

Main Objective: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model untuk menjelaskan bagaimana Financial Service Industry mengevaluasi teknologi blockchain. Background problem: Minat Financial Service Industry terhadap blockchain tumbuh karena unsur transparansi, keamanan, dan kepercayaan yang diakui yang menghasilkan lebih dari triliunan dalam dana modal ventura yang dikumpulkan oleh perusahaan blockchain sebagian besar dari bank pada paruh pertama tahun 2017. Novelty: Penelitian ini berkontribusi pada pembuatan model Proof of Value untuk menjelaskan proses yang dilakukan organisasi untuk mengevaluasi blockchain. Organisasi yang mengevaluasi blockchain dapat memanfaatkan model Proof of Value untuk wawasan dan kejelasan terkait potensi penggunaan blockchain dalam sebuah bisnis. Research Method: Studi ini menggunakan metodologi grounded theory dengan mengumpulkan data dari wawancara semi-terstruktur dari peserta yang terlibat dalam evaluasi blockchain di organisasi Jasa Keuangan. Finding/Result: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa organisasi memahami cara kerja teknologi, organisasi juga mampu mengatur sumber daya untuk mengevaluasi, mengidentifikasi kasus penggunaan, dan menerapkan strategi untuk mengujinya. Conclusion: Secara total, 19 individu yang mewakili 12 organisasi berpartisipasi dalam penelitian ini dan memberikan wawasan tentang bagaimana organisasi mereka mengevaluasi teknologi blockchain. Penelitian ini menciptakan peluang untuk mengembangkan penelitian masa depan seputar topik inovasi teknologi. Saat organisasi menghadapi gangguan terus-menerus, terutama dari inovasi digital, maka organisasi tersebut harus secara bersamaan berinovasi agar tetap relevan dan meningkatkan cara untuk memenuhi kebutuhan pelanggan mereka.
Keywords: Blockchain, Grounded Theory, Perbankan.

Tujuan Utama: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan algoritma deteksi anomali yang lebih efektif dan akurat menggunakan Extended Isolation Forest (EIF) dan mengimplementasikannya ke dalam platform sumber terbuka Machine Learning (ML) H2O-3. Background problem: Algoritma Isolation Forest (IF) asli menghadirkan bentuk deteksi baru, meskipun algoritme mengalami bias yang berasal dari percabangan pohon. Perpanjangan algoritme menghilangkan bias dengan menyesuaikan percabangan, dan algoritme asli hanya menjadi kasus khusus. EIF diimplementasikan ke dalam platform sumber terbuka ML H2O-3. kebaharuan: Kebaruan dari penelitian ini adalah penggunaan algoritma EIF dalam deteksi anomali. Selain itu, penelitian ini juga mengimplementasikan EIF ke dalam platform sumber terbuka ML H2O-3 untuk dijalankan pada sistem komputasi terdistribusi dengan pustaka Map/Reduce. Research Method: Penelitian ini menggunakan metode deteksi anomali dengan fokus pada algoritma EIF.  temuan: Hasil pengujian menunjukkan bahwa Extended Isolation Model perlu disesuaikan. Tes kinerja deteksi anomali mengungkapkan sedikit ketidaksempurnaan dalam deteksi struktur data jika dibandingkan dengan satu-satunya implementasi algoritma Python yang tersedia. Hasil ujian untuk tahap evaluasi dinyatakan lulus dan waktu komputasi secara logaritmik lebih kecil dengan jumlah utas.  Kesimpulan: pada penelitian selanjutnya, algoritma dapat ditingkatkan lebih lanjut dengan menskalakan anomali deteksi untuk data dimensi tinggi. Ini dapat diimplementasikan dengan menambahkan parameter lain yang memungkinkan metode pemilihan fitur dalam perhitungan..

Introduction/Main Objective: Studi ini berusaha untuk menilai dampak kinerja perusahaan pada metrik pemasaran yang melebihi ekspektasi analis konsensus pada metrik pemasaran yaitu kejutan metrik pemasaran pada pengembalian pasar saham. Background Problem : Quarterly earnings announcements adalah peristiwa penting dalam siklus hidup perusahaan, di mana perusahaan mengungkapkan informasi tentang pendapatan triwulanan mereka, dan investor memperbarui keyakinan mereka tentang kesehatan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Novelty : Selanjutnya, penelitian ini menyoroti peningkatan efek variasi waktu dari kejutan metrik pemasaran sedangkan penurunan efek kejutan pendapatan. Terakhir, penelitian ini membandingkan kandungan informasi relatif dari kejutan metrik pemasaran dibandingkan dengan kejutan pendapatan di berbagai industri. Research Method: Penelitian ini menggunakan metodologi studi peristiwa pada saat pengumuman laba untuk menyelidiki reaksi pasar saham terhadap kejutan dalam metrik pemasaran. Menyadari bahwa tidak semua perusahaan secara sukarela mengungkapkan metrik pemasaran khusus industri mereka, hal yang sama dikoreksi menggunakan koreksi Heckman. Finding Result Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa kejutan metrik pemasaran bertindak sebagai kabar baik bagi investor, ini menunjukkan bahwa kejutan metrik pemasaran industri telekomunikasi dan media lebih unggul daripada kejutan pendapatan dalam menjelaskan return saham. Conclusion : hasil penelitian ini menunjukkan dampak terhadap pengembalian saham bergantung pada sinyal alokasi sumber daya pemasaran perusahaan dan investor menyaring isyarat pengeluaran pemasaran yang tidak terduga. Temuan penelitian ini sangat penting bagi manajer pemasaran yang dapat memanfaatkan sumber daya secara efisien untuk mengalahkan ekspektasi pasar. Eksekutif pemasaran juga dapat memanfaatkan temuan ini dalam menetapkan akuntabilitas departemen pemasaran di pasar modal.

The purpose of this research is to (1) determine the percentage of loading and unloading productivity at the Port of Cappa Ujung Parepare (2) to find out the criteria that have good performance in loading and unloading services at the Port of Cappa Ujung Parepare (3) to find out the criteria that are considered according to the interests of users Loading and unloading services at Cappa Ujung Parepare Port. The population in this study was 120 people, which is the number of respondents in this study related to loading and unloading service assessment performance and the interests of loading and unloading service users. The data collection techniques used were interviews and questionnaires. The data analysis technique in this research was carried out using the Customer Satisfaction Index (CSI) Method and the IPA Analysis Method. The results of this study indicate that (1) The productivity of loading and unloading at the Cappa Ujung Parepare Port in 2021 will reach 5,137,823 Tons/M3 with the biggest achievement in December reaching 1,873% greater than the monthly target. The productivity of loading and unloading at Cappa Ujung Parepare Port in 2022 reached 6,944,242 tons/M3 with the biggest achievement in December reaching 2,510% greater than the monthly target (2) CSI calculation results of 77.64%. Thus, the level of customer satisfaction with loading and unloading services is in the satisfactory category. The highest WF value is shown at 10.42% on attribute 8 (safety in the port environment) which means that this attribute is considered the most important by customers in unloading services. The lowest WF value is shown at 9.69% on attribute 7 (clarity of information about loading and unloading) which means that this attribute is considered not too important by customers in loading and unloading services.